Influencer Memelihara Satwa Liar Buat Masyarakat Salah Persepsi

Ilustrasi Harimau. Foto: Ondrej Prosicky/Shutterstock

Dewasa ini, banyak artis ataupun influencer Indonesia yang memelihara serta membuat konten bersama satwa liar. Mereka berdalih hal itu sebagai upaya melestarikan satwa liar karena menganggap bahwa habitat aslinya sedang tidak baik-baik saja. Ada juga yang berdalih mereka membuat konten tersebut dengan tujuan edukasi.

Padahal, kenyataannya mereka tidak memiliki kompetensi ataupun latar belakang untuk merawat satwa-satwa liar tersebut. Dokter hewan sekalipun tidak bisa sembarangan merawat satwa liar. Bagaimana bisa seorang awam bisa merawat satwa liar di rumah dengan dalih melestarikan?

Eksploitasi Berkedok Peduli

Ilustrasi harimau di dalam kandang. Foto: snapstoria/Shutterstock

Yang mereka lakukan justru dapat membuat masyarakat yang menontonnya memiliki persepsi yang salah terhadap satwa liar, yaitu menganggap satwa liar sama dengan hewan kesayangan.

Cinta tidak harus memiliki. Jika memang peduli dengan satwa liar, kita seharusnya membiarkan mereka hidup di habitat aslinya, di alam liar.

Jika memang ingin mengedukasi, seharusnya para influencer tersebut membujuk dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan alam sehingga para satwa liar tidak kehilangan tempat tinggal dan dapat hidup dengan damai tanpa adanya ancaman pemburu, bukannya malah mengajak mereka hidup berdampingan secara langsung dengan manusia layaknya hewan peliharaan.

Risiko Memelihara Satwa Liar

Ilustrasi harimau. Foto: dptro/Shutterstock

Salah satu alasan satwa liar tidak sebaiknya hidup berdampingan secara langsung dengan manusia adalah karena penyakit zoonosis. Zoonosis merupakan penyakit yang berasal dari hewan. Satwa memiliki virus yang dapat menular kepada manusia.

Bukan tidak mungkin virus yang ditularkan satwa liar kepada manusia dapat menyebabkan pandemi, seperti covid-19. Begitu juga sebaliknya, bukan tidak mungkin manusia akan membawa virus yang dapat menular kepada satwa.

Selain itu, jika semakin banyak orang yang memelihara satwa liar, hal itu dapat mengganggu keberlangsungan rantai makanan di alam liar.

Pada hakikatnya, satwa memiliki insting untuk berburu. Di alam liar, mereka dapat mencari makanannya sendiri, melatih kepekaan diri, dan belajar beradaptasi dengan lingkungan. Hidup di alam bebas lebih baik untuk satwa liar karena mereka bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan fase hidupnya.

Sejumlah monyet ekor panjang dirantai oleh penjual di sebuah kios yang disidak petugas saat sidak perdagangan satwa liar di kawasan Pasar Satria, Denpasar, Bali, Selasa (11/1/2022). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO

Selain itu, satwa liar yang dipelihara di kandang akan merasa terkungkung di dalam ruangan sempit. Ini dapat membuat mereka stres karena tidak dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun alam.

Pihak yang ingin melakukan konservasi setidaknya harus memiliki keahlian dan fasilitas yang mumpuni. Namun, sangat disayangkan masih ada pihak konservasi, contohnya kebun binatang, yang tidak peduli dengan etika dan kesejahteraan hewan.

Perlu diketahui, ada lima prinsip kebebasan hewan, yaitu (1) bebas dari rasa lapar dan haus, (2) bebas dari rasa tidak nyaman, (3) bebas dari rasa sakit, (4) bebas mengekspresikan perilaku normal, dan (5) bebas dari rasa stres dan tertekan.

Untuk pihak berwenang yang terkait, disarankan untuk lebih memperketat penjagaan satwa liar, tidak terkecuali yang dipelihara oleh para influencer. Selain itu, juga bisa diberlakukan hukum yang dapat menjerat para pelanggar dan menyusun regulasi supaya tidak ada celah bagi pelanggar.

Jika masyarakat dan pihak berwenang tidak meningkatkan kepedulian, keberagaman sumber daya alam Indonesia akan semakin berkurang. Hal ini tentu akan sangat merugikan manusia karena ada beberapa hewan yang dimanfaatkan untuk dijadikan obat bagi manusia. Bayangkan jika tempat tinggal mereka terganggu dan menjadi punah.

Sebagai pengguna sosial media, kita juga harus selektif mencerna informasi. Jangan menelan mentah-mentah informasi apalagi jika orang yang menyampaikan informasi tersebut tidak memiliki latar belakang yang berhubungan.

Comments are closed.
Generated by Feedzy