Cari Perempuan yang Tak Berhijab, Iran Pasang CCTV di Sejumlah Fasilitas Umum

Ilustrasi wanita Iran. Foto: AFP/ATTA KENARE

Pemerintah Iran memasang kamera di sejumlah tempat umum dan jalan raya, Sabtu (8/4) waktu setempat. Dilansir Reuters, CCTV tersebut dibuat untuk mencari perempuan-perempuan yang melanggar aturan berpakaian di Iran dengan tak mengenakan hijab.

“Setelah diidentifikasi, para pelanggar ini akan mendapatkan pesan teks berisi peringatan dan konsekuensinya,” kata polisi dalam pernyataannya, dilansir Reuters, Minggu (9/4).

Menurut media pemerintah setempat, langkah ini bertujuan untuk mencegah perlawanan terhadap hukum atau aturan berhijab. Perlawanan ini dianggap bisa menodai citra spiritual Iran dan menyebarkan ketidakamanan di sana.

Saat ini semakin banyak perempuan Iran yang memutuskan untuk membuka cadar mereka sejak kematian Mahsa Zhina Amini. Perempuan etnis Kurdi berusia 22 tahun itu ditangkap polisi moral Iran karena memperlihatkan sedikit rambutnya.

Setelah ditangkap, Amini kemudian meninggal dunia dalam keadaan koma karena diduga disiksa selama ditahan. Kematian Amini ini kemudian memicu unjuk rasa terbesar di Iran sejak Revolusi Islam 1979.

Dalam unjuk rasa ini, putri mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani, Faezeh Hashemi, ditangkap dan dihukum lima tahun penjara. Hashemi dianggap bersalah karena mendorong warga untuk ikut dalam protes nasional atas kematian Amini.

Aksi yang awalnya menentang aturan berpakaian itu kemudian menjadi kampanye untuk menggulingkan rezim Iran.

Slogan-slogan yang menggema sepanjang protes tersebut dengan lantang merujuk pada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dengan ‘Matilah sang Diktator!’

Ratusan orang, termasuk petugas keamanan, telah tewas dalam protes. Ribuan orang yang terlibat dalam gerakan ini pun ditangkap.

Meski mempertaruhkan diri, banyak perempuan Iran yang kemudian memutuskan untuk menentang aturan berpakaian tersebut. Video perempuan bercadar yang melawan polisi moral Iran juga membanjiri media sosial.

Setelah Revolusi Islam 1979, pemerintah di bawah hukum syariah Islam Iran mewajibkan seluruh perempuan menutup rambut mereka dan mengenakan pakaian panjang yang longgar. Jika melanggar, pelanggarnya akan dihukum teguran publik, denda, atau ditangkap.

Kementerian Dalam Negeri Iran pada 30 Maret lalu menggambarkan cadar sebagai “salah satu fondasi peradaban bangsa Iran” dan “salah satu prinsip praktis Republik Islam”.

Ini mendesak warga untuk menghadapi perempuan yang tak bercadar. Dalam beberapa dekade terakhir, arahan ini juga membuat kelompok garis keras berani menyerang perempuan di Iran.

Comments are closed.
Generated by Feedzy