70% Kanker Payudara Sering Ditemukan pada Stadium Lanjut, Ini Penyebabnya
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Kanker payudara masih menduduki peringkat pertama baik di dunia maupun di Indonesia, sebagai penyumbang kematian pertama akibat kanker pada perempuan.
Berdasarkan data dari Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Untuk jumlah kematian akibat kanker payudara telah mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Yang lebih miris, kasus kanker payudara pada perempuan biasanya baru ditemukan pada stadium lanjut, yakni stadium 3 dan 4.
“Stadium kanker itu ada 5 mulai 0-4. Di Indonesia, 70 persen untuk kanker payudara sering ditemukan saat sudah stadium lanjut (stadium 3 dan 4. Stadium awal atau 2 sangat jarang,” kata dr. Ari Ramadhana, Sp.B (K) Onk, ketika ditemui Basra dalam interaktif talkshow Ramadan Dailyhotels Festival 2033 bertema Mengenal dan Deteksi Dini Kanker dalam Tubuh Kita.
Dokter spesialis bedah tumor dari RSUD Sidoarjo ini mengungkapkan, hal itu terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat terkait kanker payudara. Di tambah lagi, tidak adanya nyeri pada payudara terkadang membuat masyarakat kurang waspada.
“Karena kanker payudara ini kan tidak ada nyeri, dan ketika ada benjolan dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Nah ini yang harus hati-hati,” ungkapnya.
Terkait gejala dari kanker payudara yang perlu diwaspadai, dr. Ari menyebut gejala awal yang sering dirasakan yaitu adanya benjolan yang tidak wajar pada daerah di sekitar payudara atau ketiak tanpa disertai nyeri.
Gejala main yaitu puting tertarik ke dalam, puting mengeluarkan cairan (darah/nanah), kulit pada payudara seperti kulit jeruk, hingga terjadi inflamasi.
“Jika merasakan gejala-gejala tersebut, harus segera melakukan pemeriksaan. Jangan dibiarkan, karena jika segera diketahui maka pengobatan yang dijalani juga akan lebih ringan,” tuturnya.
Tak lupa, dr. Ari berpesan kepada seluruh perempuan untuk rutin melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada hari ketujuh hingga ke-10 pascamenstruasi. Selain itu, mereka juga bisa melakukan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) oleh dokter.
“Selain itu hindari juga faktor pemicunya, mulai hidup sehat, olahraga, konsumsi makanan bergizi, dan menjaga berat badan,” tukasnya.
Comments are closed.